Kamis, 22 Agustus 2013

Kritikan terhadap pemimpin bangsa

Kritikan terhadap pemimpin bangsa Seringkali pemerintah melakukan kesalahan dalam membuat peraturan yang ditujukan untuk mengatur cara hidup masyarakatnya. Namun yang sering terjadi adalah peraturan dibuat untuk dilanggar. Pemerintah mengimbau agar warga negara tidak korupsi, namun kenyataannya pemerintah melakukan korupsi. Hal ini membuat pemerintah menelan ludahnya sendiri. Kejadian yang baru-baru ini terjadi (20 agustus 2013), Dinas Pendidikan Kota Prabumulih Sumatera Selatan mewajibkan seluruh siswi SMA untuk melakukan Tes Keperawanan (Virginity Test). Entah apa yang ada di otak Kepala Dinas Pendidikan kota Prabumulih, alih-laih untuk mencegah hal-hal negatif yang dilakukan oleh siswi SMA berhubungan dengan seksualitas yang ada malah menginjak-injak hak asasi kaum wanita. Betapa tidak, seksualitas adalah privasi seseorang yang seharusnya tidak dilanggar sekalipun oleh orangtua. Saya belum bisa menemukan hubungan antara keperawanan seseorang dengan kualitas kecerdasan yang dimiliki oleh orang tersebut. Malahan yang ada peraturan ini terlihat mesum dan cabul. Entahlah, ini maksudnya untuk memperbaiki moral atau menghancurkan moral generasi saat ini. Bahkan MUI Pamekasan mengamini peraturan ini, menyerah, saya hanya bisa mengkritik. Beralih ke isu lain, di Sampang beberapa waktu lalu. Pemerintah lagi-lagi gagal, orang-orang dari kaum Syiah dipaksa untuk beragama islam (sunni). Bukan hanya dipaksa, namun juga diancam akan dibunuh dan pemerintah tidak berkutik. Masalah kepercayaan/agama tidak bisa dipaksakan oleh siapapun bahkan oleh kaum mayoritas sekalipun. Terlepas dari menyimpang atau tidaknya, memaksakan kepercayaan kepada seseorang adalah pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Tidak ada komentar: