Enam bulan dipuji-puji, katanya saya adalah salah satu dari 3 terbaik dalam mata pelajaran A. Diberi tugas ini itu, katanya buat menambah nilai. Setiap ulangan tidak pernah remidi dan banyak teman yang iri. Hari H-pun tiba, di rumah deg-degan menanti orang tua pulang dari sekolah. Rapor pun dibuka, lega rasanya. Tersentak, nilai mata pelajaran A, hanya mendapat 78 padahal nilai minimal 75 dan nilai maksimal 100. Wow, dimana semua pujian dan janji-janji itu? Nilai semester 1 sama seperti nilai semester 2, TUJUH PULUH DELAPAN. Padahal selama satu semester saya berharap nilai mata pelajaran A bisa mendongkrak nilai rata-rata yang “pas-pasan”. Tapi, nasi sudah menjadi bubur, nilai 78 sudah tidak bisa menjadi 90 ataupun 85. Pak, dulu bapak adalah panutan saya, saya belajar dari semua ilmu yang bapak berikan kepada saya. Saya bisa lebih mengerti hidup ini, karena bantuan bapak. Namun sekarang, bapak bukan lagi panutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar